Saturday, February 21, 2015

Endapan Bola-Bola Logam Dalam Jumlah Besar Ditemukan Di Dasar Samudera Atlantik

 Diperkirakan beberapa nodul tersebut terbentuk lebih dari 10 juta tahun lalu.


Sekelompok ilmuan yang mulanya sedang mencari organisme laut dalam pada bulan Januari lalu menemukan sesuatu yang menarik. Ketika mereka sedang mengambil gambar pada kedalaman 5000 – 5500 meter (16400 – 18000 kaki) dari permukaan, peralatan yang mereka gunakan tersangkut pada objek yang tidak diketahui. Setelah berhasil diangkat ke permukaan, mereka tercengang dengan apa yang mereka temukan. Peralatan mereka ternyata membawa nodul logam Mangan yang berasal dari area endapan yang cukup besar daripada yang ditemukan sebelumnya pada lautan tersebut. Pengumuman ini diterbitkan oleh University of Hamburg dan GEOMAR Helmholtz Centre for Ocean Research di Kiel, Jerman.

“Kami tidak berharap menemukannya ketika itu”. Kata pimpinan tim Colin Devey dalam sebuah press release.

Pembentukan nodul tersebut melalui proses yang sangat panjang dan melelahkan. Struktur Mangan Hidroksida (dan logam lainnya seperti seng, tembaga, besi, dan kobalt) mengkristal dan menyelubungi fragmen kecil dari tulang, batu dan fosil. Proses ini dapat memakan waktu hingga jutaaan tahun untuk menambahkan diameter nodul sebesar satu sentimeter. Nodul-nodul ini memiliki bermacam bentuk, ada yang pipih bahkan bulat.

Tim yang dipimpin oleh Devey ini memperkirakan beberapa nodul tersebut terbentuk lebih dari 10 juta tahun. Ukuran bongkahan atau nodul logam terbesar yang ditemukan dari endapan tersebut mencapai ukuran bola bowling, meskipun beberapa diantaranya ada yang memiliki ukuran tak lebih besar dari bola golf. Sementara itu, endapan bola-bola logam seperti ini pernah ditemukan sebelumnya di Atlantik, namun ukuran lokasi penemuan sekarang cukup istimewa.

“Nodul mangan ditemukan di semua lautan. Namun endapan terbesar yang diketahui berada di Pasifik. Untuk ukuran dan kepadatan nodul di Atlantik belum diketahui,” Devey menjelaskan.

“Penemuan ini menunjukkan kepada kita betapa sedikit yang kita ketahui tentang dasar lautan abisal, dan berapa banyak penemuan menarik yang menunggu untuk kita ungkap,” tambah Angelika Brandt dari University of Hamburg.

Karena umurnya yang mengesankan, para peneliti ini akan meneliti nodul tersebut dengan harapan dapat menemukan petunjuk tentang kondisi Bumi pada masa lalu, seperti indikasi perubahan lautan atau bahkan petunjuk tentang iklim. Walaupun tidak mungkin dapat mengumpulkan specimen geologi dalam 42 hari di laut, mereka tetap berniat mengangkutnya. Sementara itu mereka masih melanjutkan penelitian awal mereka tentang organisme dasar laut.

“Kami akan melanjutkan program yang direncanakan. Tapi sampel yang diperoleh di sini pasti akan diperiksa secara rinci di laboratorium berbasis tanah kami. Kami sekarang sangat menunggu kejutan apa lagi yang akan Atlantik berikan untuk kita,” ujar Devey menyimpulkan.

Dikutip dari iflscience.com

Facebook Comments
0 Blogger Comments
Facebook Comments by Blogger Widgets

0 komentar: