Untuk menghasilkan sebuah laser (laser sebenarnya, bukan mainan
anak-anak yang pake baterai harga Rp. 5000), yang kita perlu lakukan adalah
mengumpulkan energi dari atom-atom sehingga mereka bereaksi dan memancarkan
cahaya. Setelah salah satu dari atom-atom ini memancarkan energi cahaya atau
foton, maka akan memberikan rangsangan ke atom-atom lainnya untuk memancarka
foton juga. Dengan demikian akan didapatkan energi foton dalam jumlah besar,
atau dengan kata lain akan didapatkan cahaya yang lebih besar.
Tapi untuk memperoleh energi laser yang kuat, pancaran energi atom-atom
tersebu harus ditingkatkan. Bagaimana caranya? Yaitu dengan memasang dua buah
cermin berhadapan agar cahaya awal yang dihasilkan terkurung (memantul terus
menerus diantara dua cermin) dan memberikan rangsangan agar atom-atom yang ada
memancarkan energi selanjutnya. Dengan demikian energi yang terkumpul menjadi
berkali-kali lipat besarnya.
Tapi kenapa atom memancarkan cahaya hanya karena foton lainnya lewat?
Ini dapat dijelaskna seperti ketika kita melemparkan dua buah koin
(flipping two coins), kita akan mendapati kedua koin jatuh pada sisi yang sama
atau kemungkinan lain pada sisi berbeda. Tapi foton tidak sama dengan koin,
seberapa keras pun kita mencoba kita tidak dapat memisahkan sebuah foton dari
yang lain. Pada sebuah percobaan ‘photon-flipping’
didapati bahwa hanya ada satu kemungkinan bahwa foton-foton memiliki
keadaan berbeda dari yang lain dan dua kemungkinan foton berada pada keadaan
yang sama dengan yang lainnya. Artinya sebuah foton akan memiliki kecenderungan
untuk sama dengan foton lain dengan fase yang sama, terpolarisasi, dan memiliki
arah yang sama.
Lebih keren laginya J, jika sebuah foton
soliter melewati atom yang tereksitasi dan memiiki kemampuan memancarkan foton,
kemungkinan besar atom tersebut akan memancarkan sebuah foton lain. Dikarenakan
kedua foton ingin bersama satu sama lain, bahkan mungkin jika yang keduapun
belum ada. Maka, jika semua energi cahaya (foton) telah terkumpul diantar kedua
cermin, kita hanya perlu membuka lubang kecil di ujung salah satu cermin untuk
mengeluarkan aliran cahaya kuat dan koheren yang disebut cahaya laser. Cahaya
koheren terbentuk karena sifat foton seperti yang dijelaskan di atas.
Intinya: Kita hanya harus
memicu sedikit atom untuk tereksitasi dan memancarkan foton. Selanjutnya foton awal
ini akan merangsang atom-atom tereksitasi lainnya untuk memancarkan cahaya
juga. Selanjutnya cahaya yang dihasilkan dikurung/ dipantulkan bolak-balik
diantara dua buah cermin hingga terjadi fase yang sama dan interferensi untuk
menghasilkan cahaya yang koheren. Selanjutnya tinggal ditarik aja ‘pelatuknya’
sehingga senar lasernya keluar.
Demikian artikel tentang prinsip kerja laser. Mungkin artikel ini belum sempurna. Jika ada yang belum jelas atau ada hal yang belum benar boleh komentar.
2 komentar:
Hello! I'm at work surfing around your blog from my new iphone 4!
Just wanted to say I love reading through your blog and look forward to all your
posts! Keep up the superb work!
You really make it seem so easy with your presentation however I
find this matter to be really something which I feel I'd by no means
understand. It kind of feels too complicated and extremely vast for me.
I'm looking forward to your subsequent publish, I will attempt to get
the hold of it!
Post a Comment