PRINSIP KERJA SPEEDOMETER
Berawal dari
tugas mata kuliah Alat Ukur dan Pengukuran yang kebetulan ane
dapat topik tentang alat ukur kelajuan kendaraan yaitu speedometer. Awalnya
terfikir kalau topik ini tergolong mudah karena speedometer merupakan komponen
yang tak asing dalam kehidupan sekarang bahkan sangat familiar karena di setiap
kendaraan bermotor pasti ditemukan alat ini. Namun ternyata prinsip speedometer
tak semudah untuk menemukannya. Setelah ane cari di referensi buku dan internet
pun sangat sulit, walaupun ada tidak menjelaskan secara keseluruhan. Nah inilah
dia kira-kira prinsip kerja speedometer yang bisa ane himpun sedetail
Alat – alat ukur fisika biasanya antara tipe analog dengan digital memilki prinsip kerja yang sama, hanya saja pada alat digital terdapat alat converter dari analog ke digital. Namun berbeda dengan speedometer, prinsip kerja antara speedometer analog dengan speedometer digital sangatlah berbeda. Pada speedometer analog menggunakan prinsip induksi elektromagnetik dan pada speedometer digital dengan menggunakan perhitungan sensor magnetik atau sensor optik. Untuk itu penjelasan mengenai prinsip kerja dari speedometer analog dan digital akan saya pisahkan. Selain itu juga akan dibahas sedikit mengenai alat pengukur kecepatan modern yang menggunakan bantuan satelit yaitu GPS.
Alat – alat ukur fisika biasanya antara tipe analog dengan digital memilki prinsip kerja yang sama, hanya saja pada alat digital terdapat alat converter dari analog ke digital. Namun berbeda dengan speedometer, prinsip kerja antara speedometer analog dengan speedometer digital sangatlah berbeda. Pada speedometer analog menggunakan prinsip induksi elektromagnetik dan pada speedometer digital dengan menggunakan perhitungan sensor magnetik atau sensor optik. Untuk itu penjelasan mengenai prinsip kerja dari speedometer analog dan digital akan saya pisahkan. Selain itu juga akan dibahas sedikit mengenai alat pengukur kecepatan modern yang menggunakan bantuan satelit yaitu GPS.
Prinsip kerja dari speedometer analog tidaklah berubah dari awal
penemuannya sampai sekarang, yaitu dengan menggunakan prinsip induksi
elektromagnetik. Perbedaannya dari speedometer pertama yang dibuat oleh Otto
Schulze adalah pada penghubungannya dengan poros putar. Speedometer yang dibuat
oleh Otto Schulze terhubung pada putaran mesin sedangkan speedometer sekarang
umumnya dihubungkan dengan poros roda depan kendaraan. Komponen dan struktur
alat serta kinerjanya akan dijelaskan di bawah ini.
Pada poros roda depan suatu kendaraan bermotor dipasang sebuah gear
(roda bergigi) yang ikut berputar bersama putaran roda kendaraan. Gear ini
terhubung dengan gear kedua yang memutar sebuah kabel baja fleksibel berbentuk
persegi yang menghubungkan putaran poros roda ke bagian belakan dari
speedometer. Karena kabel ini fleksibel kedudukannya dalam sebuah pembungkus
membuat kabel ini mampu berputar dengan kecepatan ekivalen dengan kecepatan
putaran roda kendaraan.
Kabel yang berputar tersebut terhubung dengan bagian belakang
speedometer. Di sini terdapat sebuah magnet permanen yang dipasang di ujung
kabel baja yang berputar. Sehingga ketika kabel berputar, magnet permanen
tersebut ikut berputar dengan kecepatan putar yang sama dengan putaran roda
kendaraan.
Diluar magnet ini terbungkus oleh sebuah tabung/ mangkuk terbuat dari bahan alumunium yang dinamakan
dengan speed cup. Mangkuk ini tidak terhubung dengan magnet dan dapat bergerak.
Pada mangkuk ini dihubungkan jarum penunjuk skala (pointer) yang akan
menunjukkan hasil pengukuran pada papan skala. Namun putaran dari mangkuk dan
pointer ini tidak terlalu bebas karena terikat pada sebuah pegas
lentur. Pegas inilah yang menahan putaran mangkuk maupun pointer
sehingga dapat menunjukkan nilai tertentu pada skala.
Dan selanjutnya di bagian muka dari speedometer terdapat skala
nilai. Satuan skala yang dipergunakan biasanya dalam kilometer per jam atau mil
per jam. Angka – angka penunjuk biasanya dimulai dari nol sampai dengan 180
atau 200 km/jam. Dari penunjukan skala inilah pengemudi dapat langsung membaca
hasil pengukuran speedometer. Jika pada speedometer yang ditunjuk adalah skala
20 km/jam maka nilai kelajuan kendaraan tersebut adalah 20 km/jam, sehingga
pengemudi tidak lagi harus mengkalibrasikan atau menghitungnya lagi.
Putaran kabel speedometer yang terhubung ke roda depan kendaraan
memutar sebuah magnet permanen di dalam speed cup. Dengan berputarnya magnet
ini mengakibatkan terjadinya perubahan medan magnet pada speed cup yang terbuat
dari bahan konduktor, yaitu alumunium. Perubahan medan magnet ini yang kita
kenal sebagai fluks magnetik yang terjadi pada sebuah konduktor berdasarkan
hukum elektromagnetik akan menimbulkan GGL (Gaya Gerak Listrik) induksi pada
konduktor tersebut.
Karena adanya perubahan fluks magnet pada speed cup maka electron
valensi pada alumunium akan bergerak karena timbulnya ggl induksi sebesar ε = -∆ϕm/∆t.
Namun gerakan arus ini hanya berupa pusaran karena tidak adanya rangkaian
listrik, arus ini dikenal sebagai Eddy Current (Arus Eddy) atau arus pusar. Arus
ini memiliki arah yang tegak lurus dengan arah datangnya medan magnet namun
hanya berupa pusaran – pusaran kecil pada titik – titik di bagian speed cup.
Berdasarkan Hukum Lenz, GGL induksi dan arus induksi memiliki arah
sedemikian rupa sehingga melawan muatan yang menghasilkan GGL dan arus induksi
tersebut. Dalam arti lain bahwa arus pusar yang terjadi pada speed cup akan
memberikan medan listrik yang melawan medan magnet yang diberikan, sehingga
timbullah gaya dorong dari medan listrik speed cup yang mendorong medan magnet
permanen.
Hukum Lenz sendiri merupakan penjelasan tentang konsep kekekalan
energi pada induksi elektromagnetik. Ketika suatu bahan konduktor menerima
sejumlah fluks magnetik ϕ maka akan timbullah GGL induksi dan arus induksi.
Dengan adanya arus induksi ini mengakibatkan timbulnya medan dan fluks induksi ϕind.
Jika arah fluks induksi ini searah dengan arah fluks utama dari medan magnet
permanen, maka penambahan perubahan fluks ini akan menambah besarnya usaha atau
energi pada GGL itu sendiri. Dengan seperti itu maka ketika magnet berhenti
bergerak sekalipun, perubahan fluks pada konduktor akan tetap ada dan semakin
besar akibat dari adanya fluks induksi tadi. Tentunya hal ini akan menyalahi
hukum kekekalan energi, bahwa energi itu tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan namun hanya dapat berubah bentuk.
Pernyataan hukum Lenz di atas menjelaskan jalannya arus sedemikian
rupa sehingga akan timbul fluks listrik induksi yang berusaha meniadakan fluks
magnet yang masuk. Dengan demikian setiap berubahan fluks baik bertambah atau
berkurang akan terus disetimbangkan oleh fluks induksi yang terbentuk. Ketika
fluks magnet bertambah maka fluks induksi (fluks listrik) akan berusaha
menghilangkan pengaruh fluks magnet dengan arah yang berlawanan. Dan ketika
fluks magnet dikurangi maka fluks induksi akan memiliki arah yang sama dengan arah fluks magnetnya.
Selain itu hukum Lenz juga memberikan gambaran arah arus yang
terbentuk. Menurut aturan tangan kanan jika arah ibu jari merupakan arah dari
medan listrik, maka keempat jari yang dilipat akan menunjukkan arah arus
listrik yang terbentuk. Gambar di atas memperlihatkan bagaimana hubungan antara
medan magnet, arus listrik dan juga
medan induksi atau medan listrik. Gambar ini juga memperlihatkan arah dari
medan listrik yang berlawanan dengan medan magnetiknya.
Dengan timbulnya medan magnet yang saling tolak – menolak tersebut
mengakibatkan speed cup berputar seolah – olah mengejar ketertinggalannya dari putaran
magnet. Namun speed cup tidak dapat berputar sepenuhnya karena tertahan oleh
pegas yang melekat pada speed cup. Dengan demikian jarum penunjuk yang juga
melekat pada speed cup dapat menunjukkan angka tertentu pada dial atau papan
skala.
Semakin cepat kendaraan bergerak maka semakin besar kecepatan
putaran magnet, dengan demikian akan menimbulkan perubahan fluks magnetik yang
juga semakin besar. Dengan demikian akan timbul fluks – fluks induksi yang
semakin besar juga untuk mengimbangi besarnya fluks magnetik yang diberikan.
Maka daya yang terjadi antara interaksi ini juga akan besar sehingga
menyebabkkan putaran dari speed cup semakinn besar yang menyebabkan puntiran
pegas semakin bertambah. Dengan demikian maka jarum penunjuk skala akan
menunjukkkan nilai yang semakin besar juga.
Bagian yang paling penting dalam suatu alat ukur adalah kalibrasi
antara data masukan dan output nilainya. Pada speedometer hal yang harus
diperhatikan dalam menjaga tetap optimalnya kerja alat dan pemberian nilai yang
tepat bagi pengendara ada pada beberapa factor. Yang pertama adalah kekuatan
medan magnet yang digunakan. Biasanya speedometer dari pabrikan telah
disesuaikan kuat medan magnet pada magnet permanen yang dipasang pada alat.
Mengapa medan magnet sangat menentukan keoptimalan perolehan nilai pegukuran
dikarenakan medan magnetlah yang memberikan torsi pada jarum skala untuk
berputar dengan sudut tertentu. Kedua adalah jari – jari lingkar roda
kendaraan. Speedometer sekarang umumnya dihubungkan dengan roda depan kendaraan,
oleh karena itu hal penting dalam kalibrasi speedometer adalah penyesuaian
putaran magnet dengan keliling roda tersebut. Jadi setiap kendaraan haruslah
menggunakan roda dengan jari – jari atau keliling tertentu demi menjaga
keakuratan nilai dari pembacaan speedometer. Ketiga adalah tetapan elastisitas
pegas yang harus sesuai dengan kuat medan dan skala yang ada, sehingga
perputaran jarum penunjuk skala tepat pada nilai yang diinginkan.
Referensi:
Bueche dan
Hecht. 2006. Schaum’s Outlines Teori dan
Soal – soal FISIKA UNIVERSITAS. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Kanginan,
Marthen. 2006. FISIKA 3 Untuk SMA Kelas
XII. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Tipler, Paul A.
1996. FISIKA Untuk Sains dan Teknik Edisi
Ketiga Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.
http://en.wikipedia.org/wiki/Speedometer
2 komentar:
Terimakasih.
Artikel anda sangat bermanfaat untuk saya.
Sama-sama.. Senang rasanya bisa saling berbagi.
Post a Comment