Sunday, June 29, 2014

Perkembangbiakan Tumbuhan Menurut Al-Quran

  
Sebagaimana kita ketahui Al-Qur’an selain memuat pokok-pokok ajaran Islam juga mengandung banyak sekali mukjizat ilmiah di dalamnya. Berikut akan saya ulas salah satu mukjizat ilmiah yang dikandung Al-Qur'an.

Bagi pecinta biologi pastinya tahu bagaimana proses perkembangbiakan tumbuhan berbunga. Perkembangbiakan tumbuhan sering disebut dengan penyerbukan, yaitu proses bertemunya serbuk sari dan putik. Serbuk sari merupakan gamet jantan dan putik adalah gamet betina. Melalui proses penyerbukan inilah tumbuhan berbunga menghasilkan keturunannya berupa biji yang kelak menjadi tumbuhan baru. Serbuk sari dan putik sendiri berada pada bunga tumbuhan.

Penyerbukan berlangsung dengan berbagai cara dan perantara. Secara alami penyerbukan terjadi dengan bantuan angin, air, serangga, burung dan hewan lainnya. Ketika serangga mengambil nektar pada sekuntum bunga, maka tanpa disadarinya dia telah menggugurkan serbuh sari pada kepala putik bunga. Terkadang juga dia membawa serbuk sari yang melekat di kakinya ke bunga lain dan proses penyerbukanpun terjadi. Selain itu peran manusia terkadang diperlukan sebagai perantara penyerbukan. Misalnya pada penyerbukan pohon kurma dan salak.

Tahukah kalian semua bahwasannya pengetahuan yang kita peroleh di abad modern ini ternyata telah termaktub dalam dalam Al-Qur'an. Kitab yang turun lebih dari empat belas abad silam. Bayangkan. Secara tersurat Allah swt menjelaskan proses penyerbukan pada tanaman bunga sebagai berikut.

 


" Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya." (QS Al-Hijr : 22)

Pada surat Al-Hijr ayat 22 tersebut dijelaaskan secara gamblang bagaimana angin berperan pada proses perkembang biakan tumbuhan.Sebagaimana telah kita sebutkan di atas bahwa angin termasuk salah satu pengantar mempelai jantan (serbuk sari) kepada mempelai betina yang bernama putik. Allah menjelaskan dalam ayat tersebut dengan kata 'mengawinkan' yang merujuk kepada angin sebagai subjek atau pelakunya.

Proses penyerbukan dengan bantuan angin ini dapat kita lihat secara jelas pada tumbuhan jagung. Dimana Allah swt dengan keluasan ilmu-Nya menciptakan tanaman jagung sedemikian sempurnanya. Pada pohon jagung posisi benang sari - tempat penghasil serbuk sari - dan putik tidak pada satu bunga. Benang sari berada di puncak batang jagung, sedangkan kepala putik berada pada ketiak daunnya. Dengan posisi seperti itu, ketika diterpa oleh angin serbuk sari akan berguguran dan terbang hingga sampai ke kepala putik yang berbentuk rambut. Jika angin bertiup sedikit lebih kuat, benang sari akan diterbangkan hingga ke pohon jagung yang lain. Maka dari itu biasanya jagung yang menghasilkan biji yang baik dan penuh apabila ditanam dalam jumlah yang banyak. Jagung yang ditanam sendiri atau hanya beberapa pohon cenderng menghasilkan buah dengan barisan biji yang ompong.

Benang sari pada tanaman mengirimkan serbuk sari dengan perantara angin memiliki benang sari yang panjang dan menghadap ke udara. Posisi demikian menyebabkan serbuk sari akan mudah terlepas ketika tertiup angin. Selanjutnya dengan bantuan angin juga serbuk sari akan sampai pada putik. Jelaslah sudah pernyataan Al-Quran "Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan)… ."

Untuk memperkuat mukjizat ilmiah dalam Al-Qur'an surat Al-Hijr ayat 22 dapat dijelaskan dengan fakta-fakta sebagai berikut. Rasulullah saw yang menyampaikan ayat ini kepada manusia bukanlah seorang petani. Kita ketahui dalam sejarah adalah seorang penggembala dan pedagang. Oleh karena itu Beliau jarang sekali berhubungan dengan tanaman atau perkebunan. Kedua Rasulullah adalah seorang yang tidak dapat membaca dan menulis. Dengan kata lain tidak mungkin Rasul mempelajarinya dari kitab-kitab yang ada pada waktu itu. Namun yang paling penting pada saat itu ilmu biologi belum berkembang seperti sekarang ini.


Maha benar Allah dengan segala firman-Nya. Hanya Dia-lah yang mengajarkan kepada Rasulullah ilmu penyerbukan pada tumbuhan. Maka dari itu sudah sewajarnya kita memperbanya syukur pada-Nya. Mendalami kitabnya. Juga mempelajari ayat-ayat-Nya yang tersebar luas di jagat raya ini. 
Banda Aceh, 2 Ramadhan 1435H

Sumber:
Musaf Al-Qur'an dan Terjemah - Departemen Agama RI
Abdushshamad, M Kamil.1423H. Mukjizat Ilmia dalam Al-Qur'an (terjemah). Jakarta: Akbar.
Duniatanaman.com
wikipedia.org
Facebook Comments
0 Blogger Comments
Facebook Comments by Blogger Widgets

0 komentar: