Bulan Juli sampai Oktober umumnya menjadi awal tahun ajaran baru bagi perguruan tinggi di Indonesia. Gelombang mahasiswa baru masuk ke lingkungan kampus. Umumnya mereka punya harapan yang baik ketika memasuki lingkungan kampus. Salah satu lonjakan terbesar dalam hidup mereka. Menuju gelar prestisius yang mengiringi namanya kelak. Berharap bisa menjadi jembatan masa depan yang cerah ke depan.
Pihak tuan rumah, dalam hal ini penghuni
kampus juga antusias menyambut datangnya ‘keluarga’. Berbagai macam acara dan
kegiatan digelar. Berlomba memberikan penyambutan yang meriah bagi mahasiswa
baru yang umumnya datang dari berbagai daerah. Bahkan pihak perguruan tinggi
sampai menggelar sebuah konser yang mendatangkan artis-artis ibu kota untuk
menghibur mahasiswa barunya. Walaupun itu juga merupakan realisasi ‘janji’ yang
diutarakan ketika promosi kampusnya.
Umumnya
kegiatan penyambutan mahasiswa baru dikemas dengan nama Ospek. Orientasi studi
dan pengenalan kampus. Digelar oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Pemerintahan
Mahasiswa (Pema), Senat Mahasiswa (Sema), bahkan Himpunan yang merupakan unit
lembaga mahasiswa terendah di kampus.
Sayangnya nama
Ospek sendiri telah tercoreng sebagai wadah kegiatan pengenalan kampus. Banyak
berita mengabarkan tentang buruknya kegiatan ospek yang berlaku di berbagai
perguruan tinggi. Hampir setiap tahunnya kita mendengar adanya korban dari
kegiatan ospek. Baik korban fisik, moral, diskriminasi, pelecehan seksual
sampai korban meninggal akibat kebrutalan pelaksana ospek.
Dari segi
pemaknaan bahasa sendiri kata orientasi memiliki makna yang baik yaitu peninjauan
untuk menentukan sikap (arah, tempat, dsb) yang tepat dan benar. Dengan kata
lain orientasi kampus awalnya memiliki tujuan untuk mengenalkan mahasiswa baru
dengan lingkungan kampus. Memberikan arahan dan informasi seputar kampus dan
proses akademiknya sehingga mahasiswa baru dapat berdaptasi dan menyesuaikan
diri dengan lingkungan barunya.
Namun seperti
yang telah dibahas di atas bahwa pelaksanaan ospek sekarang telah melenceng
jauh dari namanya. Ospek hanya menjadi ajang perpeloncoan bagi para junior oleh
seniornya. Berbagai hal negatif mewarnai kegiatan ospek. Mulai caci maki,
perendahan derajat kemanusiaan dengan memberikan atribut tak sepantasnya kepada
para peserta hingga kekerasan fisik yang tak jarang merenggut korban jiwa. Bahkan
baru-baru ini mahasiswa sebuah perguruan tinggi Islam di Surabaya
terang-terangan menghujat Tuhan dengan memberikan tema kegiatan orientasinya
dengan tema ‘Tuhan Membusuk’. Sebuah ungkapan yang tak semestinya dilontarkan
oleh manusia yang beriman, di Negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai religius
dan yang pasti merusak nama baik almamaternya sebuah perguruan tinggi Islam.
Bagi mahasiswa
baru sendiri kegiatan ini sebenarnya tidak terlalu memberi dampak yang menguntungkan.
Mereka mau mengikutinya dengan alasan penghargaan kepada para seniornya. Takut
mendapat perlakuan diskriminatif dan tidak mendapat teman. Bahkan karena
ancaman yang menyangkut pautkan kelancaran proses akademik mereka ke depan.
Pengalaman
saya selama masa sekolah dan kuliah hingga sekaran, kegiatan ospek menurut saya
telah menjadi menu wajib ketika perekrutan peserta didik baru. Keinginan para
senior mengeksplorasikan diri telah menjadikan kegiatan ini sulit untuk
dihapuskan. Merasa menjadi yang lebih tua dan berpengalaman serta pelampiasan
atas perlakuan senior sebelumnya menjadi alasan kegiatan ini wajib
dilaksanakan. Diwajibkan bagi seluruh mahasiswa baru untuk mengikutinya dan
jika tidak sebuah hukuman akan menanti. Teman saya sejak SMA pernah mendapat hukuman
dengan dibotaki kepalanya dan ditandai dengan tulisan ‘M’ (mekanik) karena dia
mangkir dari orientasi Fakultas Teknik.
Banyak sudah desakan
yang menginginkan kegiatan ini dihapuskan. Selain tidak membawa manfaat, masyarakat
juga resah dan takut jika anak-anaknya menjadi korban atas kegiatan tersebut.
Namun jika tetap ingin dipertahankanpun baiknya kegiatan semacam ini dikontrol
sepenuhnya oleh pihak perguruan tinggi dan diganti isinya dengan kegiatan yang
bermanfaat semisal seminar, kuliah umum, atau training motivasi yang dapat
menjadi bekal mahasiswa baru menghadapi bangku perkuliahan.
Gambar: Design pribadi dan bimagtresna.wordpress.com
Gambar: Design pribadi dan
0 komentar:
Post a Comment