Dari kejauhan bangunan ini terlihat seperti awan putih yang
bergelombang-gelombang. Sangat putih dan megah, apalagi jika terkena paparan
sinar matahari siang dengan background langit biru dan kumpulan awan yang tertiup
angin. Wah pasti tak akan jenuh berlama-lama duduk di bangku taman memandang
bangunan yang dikenal dengan nama Gunongan ini.
Gunongan adalah bangunan berbentuk segi delapan dengan tinggi mencapai
9,5 meter berbentuk bunga yang sedang mekar. Gunongan terletak di sebuah
komplek taman sari kerajaan Aceh Darussalam atau juga dikenal dengan Taman
Ghairah. Gunongan memiliki tiga lantai yang dihubungkan dengan lorong tangga
kecil, jika kita masuk harus menundukkan kepala agar tidak terantuk temboknya.
Puncak Gunongan berbentuk pilar yang menjulang ke angkasa. Melambangkan
kejayaan kesultanan Aceh pada masa itu.
Gunongan dibangun Sultan Iskandar Muda yang kala itu memerintah Kesultanan
Aceh Darussalam dan membawanya ke masa kejayaan pada kisaran tahun 1607-1636. Gunongan
didirikan sebagai bukti cinta sang Sultan untuk permaisurinya Putri Khamalia
dari kerajaan Pahang, Malaysia yang oleh masyarakat Aceh lebih dikenal dengan
nama Putroe Phang (Putri Pahang). Tak salah jika kadang orang menyebutnya
sebagai Taj Mahal-nya Aceh atau Indonesia.
Putoe Phang diboyong ke kesultanan Aceh Darussalam setelah negeri Pahang
berhasil ditaklukkan oleh Sultan Iskandar Muda.
Karena melihat sang putri sering sedih merindukan kampung halaman di
Pahang. Sebuah negeri di seberang lautan yang dikelilingi pegunungan. Maka sang
Sultan membangunkan sebuah taman bermain dan sebuah bangunan yang menggambarkan
pesona geografis negeri Pahang. Akhirnya berdirilah bangunan tempat sang putri
bercengkerama dengan dayang-dayang. Kemudian dalam bahasa lokal lebih dikenal
dengan Gunongan yang berarti gunung.
Di samping gunongan terdapat bangunan persegi yang dikelilingi tembok
dengan ukiran-ukiran di atasnya. Bangunan ini disebut dengan Kandang. Di
dalamnya merupakan letak makam Sultan Iskandar Thani, menantu sekaligus penerus
Sultan Iskandar muda. Namun sekarang tidak ditemukan lagi batu nisan di sana
karena telah dipindah ke depan kantor dinas kepurbakalaan untuk menghindari
ulah tangan-tangan jahil.
Di sudut kiri depan Gunongan terdapat batu berbentuk bunga dengan dua
anak tangga dan cerukan ditengahnya. Ada yang mengatakan bahwa ini tempat
keramas sang putri atau tempat penobatan sang sultan. Namun terlepas mana yang
benar, di tempat ini kita benar-benar merasakan kekuatan cinta abadi sang
Sultan kepada permaisurinya.
Sayangnya tempat ini sekarang jarang dikunjungi oleh wisatawan atau
bahkan warga Aceh sendiri. Padahal lokasinya berada di salah satu sudut jantung
kota Banda Aceh. Bersebelahan dengan taman Putroe Phang yang dahulu satu
kompleks dengan Gunongan namun sekarang terpisah oleh jalan. Di sebelah
baratnya adalah pekuburan Kerkoff, tempat dimakamkannya 2000-an tentara belanda
yang tewas dalam perang Aceh. Juga bangunan museum Tsunami yang berbatasan
dengan tembok Kerkoff.
0 komentar:
Post a Comment