Thursday, July 18, 2013

Raksasa Teknologi Dunia Mengakui Kepintaran Anak-anak Indonesia


Di tengah buruknya birokrasi dan carut-marutnya sistem ujian nasional, Indonesia patut bangga masih punya anak-anak bangsa yang brilian. Mereka mampu menuai prestasi dalam ajang-ajang perlombaan ilmiah dan teknologi kelas dunia. 

Raihan anak-anak bangsa di kompetisi internasional belakangan ini menandakan bahwa mereka bisa cemerlang bila diarahkan dan difasilitasi dengan baik. Fasilitatornya tidak harus pemerintah, namun juga oleh pihak swasta. 

Prestasi terkini diukir oleh anak-anak muda asal Madura. Dalam suatu turnamen internasional di Rusia, inovasi mereka diakui oleh raksasa teknologi asal Amerika Serikat, Microsoft Corp., sebagai penyelenggara kontes tahunan, Imagine Cup. 

Turnamen asah otak bagi para inovator muda itu berlangsung untuk kali ke-11, yang tahun ini berlangsung di Kota St. Petersburg, Rusia, selama 8 - 12 Juli 2013. Microsoft Imagine Cup ini merupakan kompetisi bergengsi tingkat dunia untuk pelajar di bidang teknologi, pengembang, dan calon wirausaha untuk menciptakan proyek kreatif.

Ada tiga kategori utama dalam kompetisi itu, terdiri dari Innovation, Games dan World Citizenship. Dari tiga kategori itu, ada peserta dari Indonesia sukses menyabet juara dua di kategori Games.

Tim Solite Studio dari Universitas Trunojoyo Madura, dengan aplikasi game bertajuk 'Save the Hamsters' berhasil mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional dan menggondol hadiah sebesar US$10.000, setara Rp100 juta.

Asadullohil Ghalib Kubat dari Tim Solite Studio sangat bangga dan gembira dengan keberhasilan timnya menjadi juara kedua di ajang Imagine Cup 2013 Worldwide Finals.
Itulah sebabnya senyum lembar terpancar dari tim ini begitu difoto usai pengumuman pemenang. Mereka adalah salah satu dari 87 pelajar dari 71 negara berkompetisi di final tingkat dunia setelah memenangkan kompetisi online dan lokal dari seluruh dunia.

“Kemenangan ini memang mengejutkan kami. Tapi kami sebelumnya sudah optimis akan mendapatkan sesuatu di ajang final dunia ini. Setelah kemenangan di tingkat Indonesia kami terus meningkatkan kualitas aplikasi yang kami buat dan mempersiapkan diri untuk mengikuti ajang final melalui kegiatan mentoring yang disediakan Microsoft Indonesia,” kata Ghalib.

Dia juga menambahkan bahwa mengikuti kompetisi Imagine Cup 2013 Worldwide Finals sangat menegangkan. Semua mengerahkan seluruh energi dan fokus pikirannya  untuk berjuang di Imagine Cup 2013.

"Semua kerja keras kami terbayarkan saat kami bisa membawa bendera merah putih Indonesia di panggung Imagine Cup 2013 skala dunia. Rasanya luar biasa bisa ikut membuat sesuatu yang nantinya dirasakan oleh seluruh dunia," kata Ghalib mewakili teman-teman setim.

Tim Juri Imagine Cup sangat terkejut mengetahui bahwa game Save the Hamster telah diunduh 30.000 kali hanya dalam waktu dua minggu, 20.000 pada Windows Phone dan 10.000 pada Windows 8.

"Banyak orang yang mengatakan, Tim Solite Studio akan berada di panggung saat malam penghargaan. Dan itu benar-benar terjadi," ungkap Irving Hutagalung, Audience Marketing Manager Microsoft Indonesia dalam siaran pers ke VIVAnews.

Tim Solite Studio yang terdiri dari Asadullohil Ghalib Kubat (Team Leader), Miftah Alfian Syah (Programmer), Tony Wijaya (Graphic Designer) dan Mukhammad Bagus Muslim (Game Designer).

Menurut Andreas Diantoro, President Director Microsoft Indonesia, ini adalah pertama kalinya tim Imagine Cup dari Indonesia memenangkan penghargaan utama Imagine Cup di skala global.

"Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa developer asal Indonesia sudah diakui, bahkan yang berasal dari pulau kecil seperti Madura," kata Andreas yang menyaksikan kiprah tim Solite Studio.   

Menurut dia, kemenangan Tim Solite Studio ini juga patut menjadi teladan bagi developer-developer muda di Indonesia untuk mengikuti jejak kesuksesan mereka.
Maka, Andreas bertekad bahwa perusahaan yang dia kelola senantiasa berkomitmen untuk memberdayakan developer-developer muda melalui kompetisi Imagine Cup, maupun dukungan terhadap pengembangan teknologi informasi di tanah air.

Save The Hamsters adalah game pada platform Windows Phone dan Windows 8 yang menceritakan tentang empat ekor hamster yang tersesat. Tugas pemain adalah membantu mereka untuk pulang ke rumahnya. Hal unik dari Save The Hamster ini adalah permainan ini dipadukan dengan aspek edukasi matematika sehingga menjadi permainan yang menarik.

Irving Hutagalung, Audience Marketing Manager Microsoft Indonesia yang mendampingi Tim Solite Studio selama mengikuti Imagine Cup 2013 Worldwide Finals menjelaskan bahwa kemenangan ini tidaklah mengejutkan.

“Banyak orang mengatakan bahwa presentasi mereka (di Rusia) adalah satu dari sedikit di mana para penonton memberikan pujian."
Tim Juri Imagine Cup, kata Irving, sangat terkejut mengetahui bahwa game Save the Hamster telah diunduh 30.000 kali hanya dalam waktu 2 minggu saja (20.000 pada Windows Phone, 10.000 pada Windows 8).

“Beberapa orang mengatakan kepada kami bahwa mereka bersedia untuk bertaruh bahwa Solite Studio akan berada di panggung saat Malam Penghargaan, dan mereka benar.  Juara 1 akan menjadi fantastis, tetapi Juara Kedua Tingkat Dunia juga merupakan prestasi yang menakjubkan,” pungkas Irving.

Kemenangan Solite Studio di Imagine Cup adalah bukti nyata bahwa teknologi informasi dapat memberikan perubahan besar dalam suatu negara. Microsoft Indonesia berharap Solite Studio dapat menjadi digital entrepreneur masa depan bangsa Indonesia.

Turnamen Fisika

Sebelum kisah sukses para anak muda dari Madura itu muncul, bertebaran pula cerita-cerita menyenangkan yang diukir teman-teman mereka setanah air. Salah satunya adalah saat Indonesia sukses menggelar kompetisi Asian Physics Olympiad (APhO) ke-14 di Bogor pada 5-13 Mei 2013. 

Indonesia tidak saja berhasil menjadi tuan rumah yang baik, namun juga turut menghasilkan sejumlah pemenang. Acara yang diselenggarakan Surya Institute dan disponsori oleh Telkom Indonesia ini diikuti oleh sekitar 145 peserta dari 20 negara.

Negara-negara yang turut serta dalam acara tahunan tersebut adalah Indonesia, Australia, Azerbaizan, China, Hong Kong, India, Kamboja, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Macao, Malaysia, Mongolia, Rusia, Saudi Arabia, Singapura, Sri Lanka, Taiwan, Turkmenistan, Thailand, dan Vietnam.

Menurut Prof Yohanes Putra, Chairman Surya Institute, sejak awal penyelenggaran APhO pada tahun 2000 silam, tim Indonesia merupakan salah satu negara yang menoreh prestasi terbaik.

"Hingga tahun lalu, Indonesia sudah mengantongi 23 medali emas, 15 medali perak, 27 medali perunggu, dan 35 honorable mention atau penghargaan khusus," kata Yohannes.

Untuk tahun ini, Indonesia akan mengirimkan delapan orang yang berasal dari sekolah-sekolah yang ada di Indonesia.

Siswa yang akan mewakili Indonesia di antaranya Himawan Wicaksono (SMA St Alberus, Malang), Ryan Vitalis Kartiko (SMA Rajawali, Makassar), Justian Harkho (SMA Santa Petrus, Pontianak), Josephine Monika (SMAK Penabur, Gading Serpong, Tangerang), Fidiya Maulida (SMAN 1 Pamekasan), Aryani Paramita (SMAK 3 Jakarta), Andramica Priastyo (SMA Taruna Nusantara), dan Kristo Nugraha Lian (SMAK Penabur, Gading Serpong, Tangerang).

"Delapan orang itu adalah hasil seleksi kami pada bulan September 2012. Kami sudah mempersiapkan tim olimpiade Indonesia selama delapan bulan, dan kami menargetkan dua medali emas," kata Hendra Kwee, Ketua Penyelengara APhO 2013.

Hasilnya sesuai target. Indonesia berhasil meraih target mendali yang  diharapkan. Secara umum Indonesia meraih 2 emas, 2 perak, 2 perunggu, dan 2 honorable mention atau penghargaan khusus.

Pada acara pengumumangan pemenang, Bendera Merah Putih berkibar di atas panggung. Anak Indonesia, Himawan Wicaksono, dinobatkan sebagai Absolute Winner di ajang APhO ke-14. Tak hanya itu, Himawan juga mendapat satu medali emas, gelar Best Male Participant dan Best Result in Experimental Competition.

Sementara peserta asal Indonesia yang juga meraih prestasi di antaranya:

1. Josephine Monica meraih satu medali emas dan mendapat gelar Best Female Participant.
2. Kristo Nugraha Lian meraih satu medali perak
3. Aryani Paramita meraih satu medali perak
4. Andramica Priastyo meraih satu medali perunggu
5. Justian Harkho meraih satu medali perunggu
6. Ryan Vitalis Kartiko meraih honorable mention
7. Fidiya Maulida meraih honorable mention.

Yonannes pun berharap acara APhO 2013 ini mampu meningkatkan kecintaan siswa-siswi Indonesia untuk belajar sains dan teknologi. "APhO terus mencetak 'Einstein-Einstein' baru yang kelak bisa memajukan negara Indonesia," ujarnya.

Sumber: ViVa
Facebook Comments
2 Blogger Comments
Facebook Comments by Blogger Widgets

2 komentar:

Agung Prass said...

Menarik. Orang kita mungkin memang tak kalah... hanya saja kemungkinan dijebloskan atau dihambat sesuatu yang tak benar. Mirip Ricky "Mobil Listrik" Elson kemarin...

Yoyon Pujiono said...

Karena sejatinya negeri kita tak jauh kondisinya dengan Orde Baru. Siapa yg berkuasa mereka yg menang. Tak heran orang yang nyalon anggota dewan, berani mati-matian menguras harta bendanya demi kursi 'panas' itu.