Kita yang hidup di jaman sekarang pastilah mengenal
listrik. Hampir semua aktivitas kita ditopang oleh energi listrik. Sehingga tidak
heran jika jaringan listrik padam dalam beberapa menit saja banyak orang sudah
uring-uringan. Bayangkan bagaimana dengan daerah yang belum terjamah listrik.
Bagaimana juga manusia dulu hidup tanpa menggunakan listrik atau bahkan belum
mengenal listrik. Untuk itu kita perlu mengenal listrik dari dasarnya.
Sebuah batang plastik jika kita gosokkan dengan bulu
hewan atau rambut kita sendiri dan didekatkan dengan benda-benda ringan seperti
kertas, maka batang tersebut akan menarik kertas dan menempel padanya.
Percobaan ini telah kita kenal sejak kita duduk di bangku SD dengan menggunakan
penggaris plastik. Kalo kamu belum pernah, yah silahkan dicoba untung-untung
dapat trik sulap dan mainan baru. Namun ternyata fenomena ini pun belum cukup
untuk menjelaskan tentang adanya listrik.
Selanjutnya kita menggantung sebatang plastik yang
digosok dengan bulu dan digantung pada seutas tali sehingga dapat berputar
bebas. Lalu kita ambil batang plastik kedua dan kita gosok juga dengan bulu.
Batang plastik kedua yang telah kita gosok dengan bulu kita dekatkan ke batang
plastik pertama yang juga telah digosok. Apa yang terjadi antara keduanya
adalah adanya tolakan antara keduanya ditandai dengan bergeser atau berputarnya
batang plastik yang digantung pada benang. Di sinilah manusia mulai bertanya
lebih lanjut, ada apa diantara kedua batang plastik yang digosok dengan bulu
tersebut. Peristiwa ini ternyata juga teramati pada batang gelas atau kaca yang
digosok dengan kain sutera. Namun jika antara batang plastik yang kita gosok
dengan bulu dan batang kaca yang kita gosok dengan sutera kita dekatkan maka
kedua batang tersebut terjadi tarik menarik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
ketika suatu benda berinteraksi secara langsung seperti digosok dengan benda
lain, maka benda tersebut dikatakan bermuatan atau termuati.
Benjamin Franklin seorang ilmuan da negarawan besar
Amerika mengusulkan sebuah model mengapa semua ini terjadi. Dia menyatakan
bahwa pada keadaan normal sebuah benda memiliki sejumlah muatan, dan jika
benda-benda tersebut digosokkan maka muatannya akan berpindah dari benda satu
ke yang lainnya. Salah satu benda melepaskan muatan dan benda lainnya menerima
muatan. Muatan benda-benda yang digosok ada dua jenis dan diberi tanda positif
dan negatif. Selanjutnya atas dasar perjanjian Franklin, batang plastik yang
digosok dengan bulu menerima muatan negatif atau bulu menerima muatan positif
dari batang plastik. Batang gelas menerima muatan positif ketika digosok dengan
sutera atau dengan kata lain kain sutera menerima muatan negatif dengan jumlah
yang sama seperti muatan positif yang diterima batang gelas.
Saat ini kita ketahui bahwa ketika batang gelas kita
gosok dengan sutera, elektron-elektron pada gelas berpindah pada kain sutera. Sehingga
batang gelas bermuatan positif dengan kehilangan elektron dan kain sutera
bermuatan negatif dengan kelebihan elektron. Muatan yang sama akan saling tolak
menolak sedangkan muatan yang berbeda akan saling tarik menarik karena semua
benda memiliki kecenderungan untuk berada pada kondisi normal yang netral.
Setiap benda tersusun oleh atom-atom yang di dalamnya
terdiri dari inti dan selimut elektron. Inti sendiri terdiri dari proton dan
neutron. Proton merupakan partikel positif dan elektron merupakan partikel
negatif sedangkan neutron tak bermuatan. Pada kondisi normal jumlah elektron
dan proton suatu benda adalah sama. Dan ketika terjadi gesekan dengan benda
lain maka elektron sebagai penyusun kulit atom dapat berpindah ke atom benda
lain. Sehingga ada benda yang kelebihan jumlah elektron jika dibandingkan
dengan protonnya, maka benda tersebut dikatakan bermuatan negatif. Sedangkan
benda yang kekurangan elektron dikatakan bermuatan positif karena jumlah
protonnya lebih banyak daripada jumlah elektronnya.
Demikianlah sekilas tentang pengertian dan sejarah
dari muatan listrik. Semoga bermanfaat. Pada artikel selanjutnya kita akan
bahas ‘besar dan satuan dari muatan listrik’.
0 komentar:
Post a Comment