Wednesday, October 1, 2014

Kenalan Sama Ikan Kayu


“Nah, proyek kita adalam membuat alat pengering ikan ayu.” Kata dosen pembimbing lapangan kami.

Tuing! ‘Ikan kayu? Kayu kok jadi ikan.’ Sebuah tanda tanya muncul di kepala. Kek gini ‘?’.
Sebuah nama spesies ikan yang baru ku dengar seumur hidup. Tapi memang nama umumnya adalah ‘ikan kayu’. Ikannya yang keras kayak kayu.  

Oya. Yang ngomong di atas itu dosen pembimbing lapangan ketika saya ambil KKN bulan Lapan tahun 2014. Eitt.. bukan KKN yang nganterin kita ke KPK. Tapi Kuliah Kerja Nyata. Nyata kerjanya, karena seminggu bisa tiga kali gotong royong disebabkan warganya kurang sadar akan kebersihan ligkungan. Sampe-sampe tempat tinggal kami kebanjiran. Ni buktinye..


Well. Walau kebanjiran tengah malam gak buta dan harus ngungsi ke mushalla untuk tidur, tapi kami tetap ceria to. Karena semua hal yang terjadi selalu ada hikmahnya. Serius. Hikmahnya kami serumah bisa shalat subuh berjamaah di masjid.

Kembali ke ikan kayu.

Ikan kayu merupakan salah satu produk lanjutan dari hasil laut. Sehingga ikan yang diperoleh nelayan bisa memiliki nilai lebih dan tahan lama. ‘Jadi apa bedanya dengan ikan asin?’

Mirip. Tapi beda. Lo kok. Iya mirip karena ikannya sama-sama dikeringin. Bedanya ikan asin di kasih garam terus dijemur biar awet. Sedangkan ikan kayu di rebus dulu baru di jemur sampe kering.

Ikan kayu ini ternyata juga ada di Japan. Namanya Katsuobushi. Dan olahan lebih lanjut di iris kecil-kecil kayak abon yang namanya Hanabushi. Dipake untuk penyedap makanan. Kalo di Aceh dinamakan Keumamah.

Ikan kayu di Aceh kebanyakan dibuat dari ikan tuna. Caranya ikan tuna segar yang baru di tangkap dibuang kepala dan isi perutnya dulu. Liat gambar di bawah. Lalu setelah itu dibersihkan dan selanjutnya direbus. Di kasih garam dikit biar gurih.


Setelah ikan lunak atau bisa dibilang sudah mateng, ikan ditiriskan beberapa saat. Setelah dingin ikan dibelah dan dibuang tulangnya. Ingat jangan belah ikannya ketika masih baru keluar dari tempat perebusan. Emangnya kenapa? Ya,, panas dong.

Setelah ikan di buang tulangnya, selanjutnya ikan di keringkan di bawah terik matahari atau pemanas buatan. Sampai seberapa kering?. Sampai kandungan airnya abis, atau minimal tinggal dikit banget. Jadi apa bedanya dengan kata ‘kering’? Ya gak ada, ni artikel ditulis ketika badan demam, kepala pusing, dan mata ngantuk. Tapi saya harap temen-temen yang baca gak ikutan pening.


Taraam,, Nah, setelah proses penjemuran jadi deh ikan kayunya. Tinggal dipersiapkan proses penyimpanan dan pengemasannya kalau mau dijual. Kalau mau dikonsumsi sendiri ya simpan di tempat kering dan terhindar dari kontaminasi udara bebas.


Oya, kenapa dinamakan ikan kayu? Karena setelah dijemur ikannya keras kayak kayu. Bentuknya juga mirip sama kayu. Biasanya dimasak dengan berbagai rempah-rempah nusantara. Bagaimana cara masaknya jangan tanya sama saya. Karena saya tidak pandai masak. Tapi mungkin lain kali boleh saya bahas resep memasak ikan kayu. Asal tau aja nih, kuliner ikan kayu serasa wajib ada di setiap acara orang-orang Aceh. Saya temukan dibeberapa undangan walimahan kakak senior saya. Rasanya gurih, lezat, dan sedikit pedas. Yang gak kalah, bikin ketagihan disuapan pertama. 
Facebook Comments
0 Blogger Comments
Facebook Comments by Blogger Widgets

0 komentar: