Sumber gambar: www.nyu.edu |
Pernah melihat
serangga air yang bebas bergerak di atas air dengan keempat kakinya? Coba
perhatikan secara seksama, yang menempel dengan air hanya kakinya saja. Kalau
begitu bisa dipastikan bahwa serangga itu tidak berenang atau mengapung. Kalau
dia berenang atau mengapung pastilah sebagian tubuhnya tetap akan berada dalam
air. Mungkinkah mereka memiliki teknik berjalan di atas air seperti ninja dan
biksu Saolin dalam film?
Fenomena itu ternyata
dapat dijelaskan oleh ilmu fisika. Kamu juga bisa mempraktekkan di rumah dengan
sebatang jarum atau pisau silet atau benda-benda ringan lainnya. Walaupun jarum
dan pisau silet terbuat dari logam, namun kamu bisa membuatnya tidak tenggelam.
Dan kalau kamu mau teliti memperhatikannya, bagian jarum tersebut tidak masuk
kedalam air. Jarum itu benar-benar berada di atas air dan hanya menindihnya
sehingga terbentuk cekungan di sekitarnya. Ini sama seperti ketika kamu berada
di atas trampoline yang terbuat dari karet atau bahan lentur lainnya. Badanmu
tidak ada yang menembus trampoline itu, kamu akan ditahan dipermukaan trampoline.
Dan karena berat tubuhmu menyebabkan permukaannya melengkung di sekitarmu. Dan
juga yang perlu kita ingat fenomena ini bukanlah gaya apung atau gaya Archimedes,
karena gaya apung nilainya sebanding dengan berat cairan yang didesak benda.
Sedangkan dalam kasus ini benda tidak mendesak atau masuk ke dalam cairan.
Sedikit mirip jika
permukaan zat cair dengan trampoline tadi. Dan untuk mempelajari kenapa
permukaan zat cair memiliki sifat seperti itu kita sebaiknya meninjau gaya-gaya
yang ada dalam molekul suatu zat. Setidaknya ada dua gaya yang perlu kita
ungkap pada kasus ini. Pertama adalah gaya tarik menarik antara molekul yang
sejenis disebut dengan gaya kohesi.
Sedangkan gaya tarik menarik antara molekul yang berlainan jenis disebut dengan
gaya adhesi.
Fenomena serangga dan
benda-benda kecil tertahan dipermukaan air dapat dijelaskan menggunakan konsep
gaya kohesi antar zat cair. Gaya kohesi zat cair saling bekerja antara molekul
satu dengan yang lainnya. Artinya satu molekul dengan molekulnya berusaha untuk
saling berdekatan. Untuk molekul yang berada di dalam atau ditengah-tengah, dia
akan mendapat gaya kohesi dari semua arah dan memiliki resultan gaya nol. Namun
untuk molekul yang berada dipermukaan, gaya kohesi yang bekerja padanya hanya
dari samping dan bawah. Sedangkan dari sisi atas tidak ada gaya kohesi,
sehingga menjadikan resultan gayanya lurus ke arah bawah. Hal ini berarti
seluruh molekul yang ada dipermukaan tertarik kebawah dan menjadikannya
menegang atau kenyal. Inilah yang disebut dengan Tegangan Permukaan.
Tegangan permukaan
inilah yang menyebabkan cairan cenderung menjadikan permukaannya memiliki luar
sekecil mungkin. Permukaan cairan dalam suatu wadah yang paling kecil/sempit
adalah datar. Jadi jika ada benda yang mencoba mengubah keadaan datarnya dengan
menekan dari atas, disini berarti permukaan cairan akan dipaksa melengkung. Dengan
kata lain luas permukaan cairan bertambah. Maka tegangan permukaan akan
memberikan perlawanan untuk mengembalikan luas permukaannya seperti semula
dengan mendorong benda tersebut ke atas. Jadilah benda tersebut mengapung. Dan
selama berat benda masih bisa ditolerir oleh gaya yang diberikan permukaan zat
cair, benda tersebut akan mengapung di atas permukaannya. Maka gak usah heran
jika hanya benda-benda kecil saja yang mampu ditahan. Karena jika berat benda
terlalu besar akan mampu memecah belah kesatuan tegangan permukaan cairan
tersebut dan benda akan masuk kedalam cairan. Tegangan permukaan ini juga yang
menyebabkan mengapa tetes air berbentuk bulat, karena tetes air seluruh
permukaannya bebas tidak menempel pada wadah, maka luas permukaannya yang
paling kecil adalah bentuk bola.
Besaran tegangan
permukaan dilambangkan dengan Y (gamma) yang nilainya sebanding dengan besar
gaya yang diperlukan untuk memecahnya dan berbanding terbalik terhadap dua kali
panjang permukaan yang dipecah. Secara matematis ditulis Y = F/2L.
Coba kalau tegangan
permukaan air besar, pasti kita akan dapat berjalan dipermukaan air tanpa
tenggelam. Tapi pasti ada konsekuensinya, kalau kita mau mengambil air kita
harus memecah permukaan ‘jelly-nya’ yang kuat.
0 komentar:
Post a Comment