Sumber gambar: fotografer.net |
WARNING!!! Artikel
ini tidak dimaksudkan bagi kamu yang berniat jahat atau menyakiti hewan.
Artikel ini mungkin dapat membantu bagi yang berkeinginan serius memelihara
burung, penelitian, serta mungkin sedang tersesat dan kelaparan di hutan.
Sayangilah makhluk disekitarmu, bijaklah dalam berinteraksi dengan alam
sekitar. Karena Allah telah menciptakan alam ini untuk kebaikan kita semua.
Perangkap burung ini
dinamakan dengan Teblek (baca e
seperti kedelai). Perangkap ini
sangat unik, karena hanya dibutuhkan peralatan sederhana dan efektif. Ane
dapetin perangkap seperti ini saat masih tinggal di Banyuwangi, daerahnya
sekilas ane ceritain di cerpen ‘Negeri Ilusi Petak 8’. Anak-anak di daerah ini
umumnya setelah pulang sekolah mencari rumput ternak atau hanya bermain di
sekitar dusun dan kebun kopi. Diperkebunan kopi ini banyak sekali burung,
berbagai jenis burung bisa ditemukan di sini mulai dari burung puyuh (Arborophila javanica) sampai merak hijau
(Pavo muticus) yang eksotis. Sehingga
tak jarang jika anak-anak di sini banyak akal untuk mendapatkan burung, mulai
dari ndedeki sangkarnya sampai dengan
cara kekerasan dengan ketapel dan senapan angin.
Teblek atau jika
diubah menjadi kata kerja menjadi neblek, adalah perangkap yang dibuat untuk
menangkap burung pemakan buah seperti kutilang (Pycnonotus aurigaster) dan trocok atau trucuk (Pycnonotus goiavier). Setidaknya kami memang tidak pernah
menggunakan perangkap ini untuk jenis burung lain. Suara burung kutilang yang
merdu kan khas dengan nada-nada tingginya sangat menarik bagi kami untuk
memilikinya. Sekedar menjadi kebanggaan untuk menggantungnya di depan beranda
rumah.
Perangkap ini hanya
membutuhkan dua bahan dan umpan. Bahannya yang pertama yaitu batu pipih dengan
lebar satu jengkal dan bobot tak lebih dari satu kilo, digunakan untuk penutup
jebakan. Lubang di tanah berbentuk segi empat dengan lebar disesuaikan dengan
lebar batunya dan dalamnya 10-15 centimeter. Ranting yang dipotong jadi tiga
bagian. Serta umpan dari buah papaya masak atau jika tidak ada bisa menggunakan
pisang. Buah ini sangan banyak diantara kebun kopi kami sampai-sampai kami tak
sempat memetiknya hingga habis dimakan burung dan monyet.
Pemasangan perangkap
ini juga sangan mudah. Jika kamu belum pernah melihatnya pun akan dipastikan
bisa jika mengikuti petunjuknya dengan benar. Mungkin nanti jika sempat akan
ane lampirin fotonya. Pertama pilih daerah yang kamu yakini menjadi tempat
bermain burung-burung itu. Siapkan peralatan dan umpannya lalu buat lubang
dengan bentuk dan ukuran seperti dijelaskan di atas. Lalu tancapkan satu potong
ranting di sudut depan lubang dengan
ujungnya sekitar 2 centimeter dari bawah bibir lubang. Lalu letakkan ranting
kedua secara horizontal dengan ujungnya di atas ranting pertama. Selanjutnya
timpa dengan ranting ketiga dengan posisi vertical menumpu pada ranting kedua
(ketiga ranting ujungnya bertemu di satu titik). Letakkan batu di pinggir
lubang dan tahan dengan ranting ketiga. Lebih jelas bisa dilihat pada sketsa
sederhana di bawah artikel ini. Usahakan posisi batu tidak lebih dari 45
derajat dari tanah serta ranting ketiga miring sekitar sepuluh derajat dari
posisi vertical agar mudah tergeser ketika burung hinggap di ranting kedua.
Langkah selanjutnya
adalah dengan memberi umpan di dalam lubang dan di sekitar. Umpan di dalam
lubang usahakan lebih besar agar menarik burung untuk masuk. Serta umpan
dibagian luar hanya sekedar untuk memancing burung supaya turun dan mendekat ke
lubang, dibagian depan sebagai tambahan bisa dipasang semacam antena dengan
umpan di atasnya biar lebih menonjol.
Cara kerja perangkap
ini yaitu ketika burung melihat umpan di sekitar perangkap, burung-burung akan
turun dan memakannya. Karena umpan di luar hanya sedikit maka dia akan mendekat
dan masuk ke dalam lubang untuk mengambil makanan yang lebih banyak. Ketika
masuk ke lubang, burung akan hinggap di ranting yang horizontal (ranting kedua).
Karena berat tubuh burung, ranting kedua akan menggeser kedudukan ranting
ketika yang menumpu pada batu sehingga jatuh dan menyebabkan batu menutup dan
memerangkap si burung. Simpel kan?!
Keuntungannya dengan
perangkap ini yaitu burung yang didapat yaitu burung dewasa yang sudah bisa
berkicau. Namun sayangnya burung yang kita dapat sudah terbiasa hidup bebas dan
akan sulit sekali untuk dipelihara. Jika kita paksapun kemungkinan malah akan
menyakitinya karena dia akan berusaha kabur dengan menabrak jeruji kandangnya
yang jika terus-terusan bisa menyebabkan luka dan jika parah burung bisa mati.
Beda dengan burung yang dipelihara sejak kecil, walaupun lama menunggunya namun
burung itu akan terbiasa hidup dengan kita. Jikapun dilepaskan pasti akan balek
lagi.
0 komentar:
Post a Comment