Siapa yang tak kenal
ikan. Semua orang pasti menyukainya, kecuali saya. Tapi saya hanya tidak suka
ikan laut, soalnya amisnya itu bikin mual di perut.
Nah ngomong-ngomong
soal ikan, kali ini saya akan berbagi tentang cara menangkap ikan. Jadi jangan
hanya tau makannya saja, cara dapetinnya juga dong. Pasti ada yang ngejawab, ‘Cuman
dapetin ikan mah gampang, pigi aja ke pasar. Dengan umpan kertas warna ijo juga
udah dapat ikannya’. Kalo itu sih beli namanya ya. Tapi tulisan kali ini
beneran ngebahas tentang cara dapetin ikan dari habitatnya.
Kalo biasanya orang nyari
ikan dengan cara mancing, menjala, dan pasang bubu. Bahkan ada juga yang pake
bom dan racun. Padahal kan gak boleh, bisa ngerusak lingkungan dan bikin
ikannya makin lama makin abis. Namun saya tidak akan membahas cara mencari ikan
seperti di atas. Tapi cara dapetin ikan secara tradisional, ramah lingkungan,
dan pastinya kece abis. Karena lain dari yang lain. Mana tau kan suatu saat
kita terdampar di antah berantah, bisa jadi teknik-teknik mencari berikut bisa
menjadi bekal survival kita. Langsung aja nih cara dapetin ikan yang unik dan
nyentrik yang kesemuanya saya temui sendiri selama hidup saya.
1. Mengeringkan Sungai
Ketika membaca
namanya pasti kebayang, ‘Gimana caranya sungai dikeringin?’ Ya emang, kalo
sungainya bisa kering pasti ikannya tinggal diambilin aja. Tapi kan luar biasa
mustahilnya cuman nyarik ikan ampek ngeringin sungai segala.
Sebenernya saya juga
gak tau apa ama teknik mencari ikannya. Jadi saya kasih nama aja ‘mengeringkan
sungai’. Gimana saya bisa kasih nama itu? Gini critanya. Ketika dulu saya
tinggal di Banyuwangi, ada seorang lelaki tinggal di pinggiran hutan jati yang
pandai banget cari ikan. Anehnya dia gak pake modal, paling cuma bawa sabit.
Ternyata setiap sore ketika matahari udah tenggelam dia membendung aliran
sungai dan mengalihkan alirannya ke sisi bantaran yang rata dan banyak batunya.
Sehingga tidak ada satupun ikan yang lewat di aliran utama sungai, ikan-ikan
akan lewat bantaran tadi yang sudah ada airnya. Di bantaran tadi juga di beri
bendungan, cuman di bagian tengahnya diberi celah sekitar setengah meter untuk
lewat ikan. Nah ketika menjelang subuh, ika ikan di sungai biasanya akan
kembali ke persembunyian. Pada saat itulah dia menutup semua lubang ke arah bantaran
dan membuka kembali aliran utama sungai. Dan… terjebaklah ikan-ikan di bantaran
yang berbatu tadi.
Gambaran cara mengeringkan sungai |
Sudah saya buktikan.
Hasilnya banyak lo. Tergantung populasi ikannya juga.
2. Gogo
Menggogo (baca ‘o’
seperti ‘bakso’) adalah cara paling tradisional dalam mencari ikan. Yaitu
langsung dengan menggunakan kedua tangan. Mula-mula ikan digiring menuju tepian
sungai yang banyak rerumputannya. Setelah itu langsung deh dengan cekatan kedua
tangan kita menyergap sasaran. Terlihat simple, tapi ini adalah cara menangkap
ikan paling sulit. Biasanya sebelum digogoin, airnya akan dibuat keruh terlebih
dahulu agar ikan berpindah kepinggiran.
3. Jenu
Jenu adalah tanaman
merambat yang tumbuh liar di hutan. Saya menjumpainya di hutan-hutan Sumatera
khususnya Aceh, karena saya sekarang tinggal di Aceh. Jadi kurang tau di tempat
lain, nama Jenu juga sebutan dari penduduk setempat. Dalam mencari ikan,
tanaman ini digunakan sebagai racun. Namun tenang, racunnya tidak merusak
lingkungan. Ikan yang teracunpun tidak semua mati, kebanyakan hanya pingsan.
Batang Jenu ditumbuk dan disebarkan ke perairan yan akan diambil ikannya. Dalam
beberapa menit ikan-ikan akan terlihat ke permukaan dan siap untuk dipanen.
4. Mecok
Mecok adalah mencari
ikan dengan menggunakan panah kecil. Kata mecok sebutan dari daerah Aceh untuk
menangkap ikan dengan teknik ini. ‘Senjata
rakitan’ ini dibuat dari kayu yang dipasang karet sebagai pelontarnya.
Sedangkan pelurunya biasanya dari jeruji sepeda bekas. Orang yang
menggunakannya harus menyelam untuk menembak sasarannya.
5. Jegog
Menjegok (‘o’ dibaca
spt ‘kerok’) adalah mencari ikan dengan pancing. Namun joran pancingnya tidak
dipegang dan ditungguin. Joran yang terbuat dari bilah-bilah bambu ukuran satu
meter dan benang yang tidak terlalu panjang ditancapkan di tepi-tepi rawa atau
sungai dan dibiarkan beberapa lama. Biasanya satu malam. Satu orang pemancing dalam
satu malam setidaknya memasang lebih dari lima ratus pancing. Teknik ini banyak
saya temui di daerah Palopo, Sulawesi Selatan yang merpakan tanah kelahiran
saya. Karena di sana banyak daerah rawa. Bahkan desa kami sering kebanjiran
dari luapan sungai Rongrong.
Demikian ulasan
tentang cara mencari ikan secara tradisional yang relative unik. Sampai
sekarang juga masih digunakan, terutama di daerah-daerah pedesaan yang masih
banyak ikannya. Semoga bermanfaat. Jangan lupa tinggalkan komentar yang
bermanfaat.
2 komentar:
kalau boleh saya nambah....ada lagi dengan cara pasang wuwu,atau jebakan yanterbuat dari anyaman bambu berbentuk lonjong seperti botol....
Iya mas itu juga,,
Tapi itukan udah lumrah disemua tempat diindonesia hampir dipastikan ada.
Maaf kalau lama dibalas, karena saya baru tau kalau IP komputer saya bermasalah jadi gak bisa post komentar. :D
Post a Comment